Minggu, 23 Februari 2014

Antara Pandangan, Angan-Angan, Lisan dan Langkah Kaki


(Sumber Gambar : seputarforex.com)
 


            Oleh : RSP/Jama'ah Mesjid Agung Tasikmalaya


Banyak orang yang menganggap menahan lapar dan haus merupakan esensi dari ibadah puasa, padahal dalam diri manusia ada beberapa kecenderungan untuk kita waspadai karena  berpotensi besar merusak ibadah puasa kita. Bahkan empat hal yang disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim yakni, pandangan, angan-angan, lisan dan langkah kaki adalah bagian dari strategi setan dalam menjerumuskan manusia kedalam keingkaran, yang tidak hanya menjadi senjata setan pada hari-hari diluar bulan suci ramadhan, tetapi dibulan yang diberkahi oleh Allah SWT dengan berbagai predikat kemuliaan, yakni bulan suci ramadhan, kecenderungan akan empat hal ini bukan tidak mungkin menjangkiti manusia manakala sedang menunaikan kewajiban puasanya.
Hal pertama yang patut diwaspadai adalah pandangan. Tentu saja pandangan dalam konteks ini adalah pandangan yang akan menjadi pintu masuknya hawa nafsu, pandangan yang menghiasi mata kita dengan keindahan berbalut syahwat, pandangan yang bukan menjadi hak manusia. Namun celakanya, dewasa ini, pandangan-pandangan mata yang seharusnya tidak layak kita lihat, ternyata mudah dijumpai, perempuan berbusana yang pada hakekatnya telanjang adalah salah satu pandangan yang dapat merusak nilai ibadah puasa. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam telah mengingatkan kita, sebagaimana sabdanya, "Janganlah engkau ikuti pandangan dengan pandangan berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan untukmu." (HR. Ahmad)
Yang kedua adalah angan-angan. Khayalan dan angan-angan kosong adalah sesuatu yang berbahaya bagi manusia, karena ia hanya akan melahirkan rasa lemah, malas, dan akhirnya sikap meremehkan dan tidak perhatian terhadap waktu lalu berujung pada kerugian dan penyesalan. Angan-angan terkadang mengantarkan manusia kepada sesuatu yang tidak realistis, yang tidak bisa diukur dengan kemampuan diri sendiri. Salah satu angan-angan yang melenakan pikiran manusia biasanya didominasi oleh keinginan-keinginan duniawi, seperti kekayaan, jabatan, kehormatan, pasangan yang cantik/tampan serta atribut-atribut keduniaan lainnya yang melalaikan manusia daripada akhirat.
Ketiga adalah Lisan atau ucapan. Didalam Islam, jangankan membicarakan keburukan orang lain, ghibah, fitnah, hassad, iri dan dengki, memelihara lisan dari ucapan-ucapan yang sia-sia saja adalah sesuatu yang wajib kita hindari. Lisan adalah pintu gerbang untuk menilai apa yang ada dalam hati seseorang, lisan adalah senjata yang dapat melahirkan berbagai persoalan, dan lisan adalah senajata yang ampuh untuk menyakiti seseorang. "Tidak lurus keimanan seorang hamba sebelum lurus hatinya, dan tidak lurus hati seseorang sebelum lurus lisannya." (HR. Ahmad, dan ada penguatnya)
Yang keempat adalah langkah kaki. Ini adalah akumulasi dari pandangan, angan-angan, dan Lisan. Bila pandangannya terkontrol, angan-angannya pendek (terkendali), lisannya baik, maka insya Allah langkah kakinya akan menuju kebaikan. Begitupun sebaliknya, pandangannya tidak terkendali, angan-angannya panjang (banyak menghayal), dan lisannya buruk, maka besar kemungkinan langkah kakinya akan menuju kepada keburukan pula, atau langkah kaki yang menuju kepada kesia-siaan. Bagi seorang muslim hati haruslah menjadi nahkoda langkah kaki, artinya seseorang berani melangkah karena disana ada nilai ibadah, ada ladang pahala yang penuh kebaikan bagi dirinya atau orang lain, tetapi menghentikan langkah bila disana ada kesia-siaan, dosa dan kemaksiatan yang merugikan dirinya dan orang lain.     
Wallahualam bishawab
            I

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar