(Sumber Gambar : seputarforex.com)
Oleh : RSP/Jama'ah Mesjid Agung Tasikmalaya
Banyak orang yang
menganggap menahan lapar dan haus merupakan esensi dari ibadah puasa, padahal
dalam diri manusia ada beberapa kecenderungan untuk kita waspadai karena berpotensi besar merusak ibadah puasa kita.
Bahkan empat hal yang disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim yakni, pandangan, angan-angan,
lisan dan langkah kaki adalah bagian dari strategi setan dalam menjerumuskan manusia
kedalam keingkaran, yang tidak hanya menjadi senjata setan pada hari-hari
diluar bulan suci ramadhan, tetapi dibulan yang diberkahi oleh Allah SWT dengan
berbagai predikat kemuliaan, yakni bulan suci ramadhan, kecenderungan akan
empat hal ini bukan tidak mungkin menjangkiti manusia manakala sedang
menunaikan kewajiban puasanya.
Hal pertama yang patut
diwaspadai adalah pandangan. Tentu saja pandangan dalam konteks ini adalah
pandangan yang akan menjadi pintu masuknya hawa nafsu, pandangan yang menghiasi
mata kita dengan keindahan berbalut syahwat, pandangan yang bukan menjadi hak
manusia. Namun celakanya, dewasa ini, pandangan-pandangan mata yang seharusnya
tidak layak kita lihat, ternyata mudah dijumpai, perempuan berbusana yang pada
hakekatnya telanjang adalah salah satu pandangan yang dapat merusak nilai
ibadah puasa. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam telah
mengingatkan kita, sebagaimana sabdanya, "Janganlah engkau ikuti pandangan
dengan pandangan berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama,
sedangkan selanjutnya bukan untukmu." (HR. Ahmad)
Yang kedua adalah
angan-angan. Khayalan dan angan-angan kosong adalah sesuatu yang berbahaya bagi
manusia, karena ia hanya akan melahirkan rasa lemah, malas, dan akhirnya sikap
meremehkan dan tidak perhatian terhadap waktu lalu berujung pada kerugian dan
penyesalan. Angan-angan terkadang mengantarkan manusia kepada sesuatu yang
tidak realistis, yang tidak bisa diukur dengan kemampuan diri sendiri. Salah
satu angan-angan yang melenakan pikiran manusia biasanya didominasi oleh
keinginan-keinginan duniawi, seperti kekayaan, jabatan, kehormatan, pasangan
yang cantik/tampan serta atribut-atribut keduniaan lainnya yang melalaikan
manusia daripada akhirat.
Ketiga adalah Lisan
atau ucapan. Didalam Islam, jangankan membicarakan keburukan orang lain, ghibah, fitnah, hassad, iri dan dengki, memelihara lisan dari ucapan-ucapan yang
sia-sia saja adalah sesuatu yang wajib kita hindari. Lisan adalah pintu gerbang
untuk menilai apa yang ada dalam hati seseorang, lisan adalah senjata yang
dapat melahirkan berbagai persoalan, dan lisan adalah senajata yang ampuh untuk
menyakiti seseorang. "Tidak lurus keimanan seorang hamba sebelum lurus
hatinya, dan tidak lurus hati seseorang sebelum lurus lisannya." (HR.
Ahmad, dan ada penguatnya)
Yang keempat adalah
langkah kaki. Ini adalah akumulasi dari pandangan, angan-angan, dan Lisan. Bila
pandangannya terkontrol, angan-angannya pendek (terkendali), lisannya baik,
maka insya Allah langkah kakinya akan menuju kebaikan. Begitupun sebaliknya,
pandangannya tidak terkendali, angan-angannya panjang (banyak menghayal), dan
lisannya buruk, maka besar kemungkinan langkah kakinya akan menuju kepada
keburukan pula, atau langkah kaki yang menuju kepada kesia-siaan. Bagi seorang
muslim hati haruslah menjadi nahkoda langkah kaki, artinya seseorang berani
melangkah karena disana ada nilai ibadah, ada ladang pahala yang penuh kebaikan
bagi dirinya atau orang lain, tetapi menghentikan langkah bila disana ada
kesia-siaan, dosa dan kemaksiatan yang merugikan dirinya dan orang lain.
Wallahualam bishawab
I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar