(Ilustrasi : 4.bp.blogspot.com)
Oleh : RSP/Jama'ah Mesjid Agung Tasikmalaya
Samar, itulah istilah
yang menggambarkan sesuatu yang tidak jelas kedudukan, posisi atau status
sebuah perkara, sehingga suatu perkara yang jelas-jelas status dan kedudukannya
haram dan mengandung pelanggaran secara syariat menjadi perkara yang seolah
baik, biasa dan bisa diterima secara syar’i. inilah tak-tik klasik iblis, setan
dan bala tentaranya yang terus menerus dijadikan salah satu senjata andalan dalam
menjerumuskan anak cucu adam pada perkara-perkara maksiat dan dosa. Strategi
ini pertama kali dilancarkan setan kepada sosok yang menjadi cikal bakal
manusia dari berbagai generasi dimuka bumi, Nabi Adam dan Siti Hawa. Adam dan
Hawa harus takluk pada siasat licik “penyamaran” perkara, dimana Iblis dapat
dengan mudah membujuk Adam dan Hawa untuk memakan buah yang oleh Allah SWT
diharamkan untuk didekati oleh Adam dan Hawa.
Lalu bagaimanakan
seorang Nabi Adam dan Hawa yang sudah ditempatkan oleh Allah di surga dapat
dengan mudah tertipu bujuk rayu setan sehingga mau memakan buah yang diharamkan
tersebut? Ya, dengan tak-tik “penyamaran”, iblis berhasil membuat samar status
buah haram tersebut menjadi sebuah buah keabadian (Syajaratulkhuldi), menyematkan nama yang mengandung unsur keindahan
pada buah yang Allah wanti-wanti supaya jangan didekati Adam dan Hawa, dan
kemudian iblis berhasil membujuk Adam dan Hawa. Dengan menjanjikan Adam sebuah
kerajaan keabadian bila mau memakan buah khuldi tersebut. Al-hasil Adam dan
Hawa terusir dari surga, karena sudah melanggar apa yang diperintahkan Allah.
Dari riwayat Adam dan
Hawa, kita bisa mengambil hikmah bahwa sebagai anak cucu Adam kita juga harus
mewaspadai tak-tik khuldi ini, tak-tik yang menyamarkan perkara-perkara batil
seolah-olah menjadi perkara baik, biasa, lumrah dan dapat diterima secara
syariat atau norma-norma. Ghibah,
membicarakan aib orang lain, maka disebutlah gossip, isu, sensasi dan dibungkus
dengan program “Infotainment”, tak pelak lagi, acara-acara infotainment menjadi
acara yang dinanti ibu-ibu rumah tangga, para muslimah sebagai hiburan
disela-sela penatnya mengurus rumah tangga, akibatnya perceraian, pertengkaran
artis atau kasus-kasus yang menimpa orang lain menjadi konsumsi khalayak yang
lumrah dibicarakan diberbagai tempat, Ghibah,
menggunjing atau membicarakan aib orang lain disamarkan statusnya menjadi
Infotainment. Kumpul, minum khomer,
jogged jingkrak-jingkrak, bercampurnya laki-laki dan perempuan dengan diiringi musik
yang berdentum, maka disamarkan namanya menjadi Dugem alias Dunia Gemerlap.
Nongkrong tidak karuan, berlama-lama duduk di kafe atau Mall maka disebutlah
Gaul, zina disebutlah pacaran, Jilbab yang hanya menutupi sebagian disebutlah
Jilbab Gaul, atau jilbab modis, pakaian yang mengumbar aurat maka disebutlah fashion, funky, trendi, kasual, dan gaul. Sihir dan hipnotis disebutlah magic, mentalis atau relaksasi, serta
berbagai macam bentuk penyamaran status yang tidak kita sadari menjebak manusia
pada perkara-perkara dosa. Inilah strategi andalan iblis, setan dan bala
tentaranya yang menyematkan nama-nama indah bagi sesuatu yang mengandung dosa
dan maksiat kepada Allah SWT. Semenjak tak-tik ini berhasil dalam mengelabui
Adam dan Hawa, sejak itu pula tak-tik ini menjadi senjata pamungkas iblis,
setan dan bala tentaranya. Semoga kita bisa waspada dengan “tak-tik Khuldi”
ini.
Wallahualam
bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar