(Ilustrasi : cdn.angiesdiary.com)
Oleh : RSP/Jama'ah Mesjid Agung Tasikmalaya
Fatamorgana sering diartikan
sebagai sesuatu yang bersifat fantasi dan ilusi, ibarat seseorang yang tersesat
dipadang pasir, kelelahan dan kehausan, kemudian tiba-tiba dia melihat mata air
yang jernih, rasa haus dan lelah membuatnya ingin segera menghampiri mata air
itu, tetapi setelah sampai, mata air itu seolah-olah lenyap dari pandangan
mata. Ya, itulah fatamorgana, hanya ilusi dan fantasi yang menipu. Sama halnya
dengan dunia, penuh fatamorgana ilusi dan fantasi.
Terkadang sebagai manusia
kita dihinggapi dengan rasa lelah, bosan dan jenuh. Hati terasa kering,
bangunan iman pun rontok satu persatu, sampai-sampai ibadah pun menjadi tiada
makna yang menyejukan, hanya sebatas ritual yang membosankan.
Salah satu virus yang
menggerogiti hati dan iman kita sehingga perasaan lelah, bosan dan jenuh adalah
virus dunia. Kita seringkali berharap sesuatu tetapi sesuatu yang diharapkan
itu tak kunjung datang, sampai-sampai seorang manusia merasa hidupnya tertahan
pada satu titik. Ada yang ingin punya jodoh, punya anak, punya gelar, jabatan, punya pekerjaan, penghasilan tetap, punya
rumah, motor dan mobil dan berbagai persoalan dunia lainnya. Apalagi manusia
kini berada dalam abad modern, abad ditemukan berbagai teknologi canggih, abad
dimana keindahan dan pernak-pernik dunia menjadi etalase yang jamak kita temui
sehari-hari. Bangunan megah hampir berdiri ditiap sudut kota, pusat
perbelanjaan yang menawarakan berbagai rupa barang, kendaraan mewah hilir mudik
dijalanan dan rumah-rumah cantik setiap
hari dibangun. Semua pernak-pernik itu bisa menjadi fatamorgana dunia yang
memicu syahwat manusia untuk memilikinya.
Sebagai seorang muslim,
ketika fatamorgana dunia itu menghampirinya tentunya kita harus mempunyai
tameng atau rem yang akan mencegah kita dari rasa berputus asa. Kembali kepada
apa yang diwahyukan Allah SWT dalam Al-Quran dan apa yang disabdakan Nabi
Muhammad SAW adalah kunci jawaban dari segala persoalan fatamorgana dunia.
Kesabaran seorang manusia dalam menghadapi fatamorgana dunia sehingga mencapai
derajat istiqomah, tawakal, kona’ah atau zuhud tidak
mungkin bisa dicapai tanpa mempelajari, memahami dan mengimani Al-Quran dan
Hadist, karena itulah sumber atau inti ajaran Islam.
Kita diingatkan oleh sebuah
hadist yang bisa menjadi tameng dan rem dari fatamorgana dunia, “Barangsiapa yang menjadikan dunia
ambisinya, niscaya Allah cerai-beraikan urusannya dan dijadikan kefakiran
(kemiskinan) menghantui kedua matanya dan Allah tidak memberinya harta dunia
kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya” (HR. Ibnu Majah 4095).
Dan ingatlah janji Allah ketika
seorang manusia mampu menguasai
fatamorgana dunia dengan mengubah pandangan keduniaan menjadi tujuan akhirat, “ Dan barangsiapa menjadikan akhirat
keinginan (utamanya), niscaya Allah akan kumpulkan baginya urusan hidupnya dan
dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia
bagaimanapun keadaannya (dengan tunduk)” (HR. Ibnu Majah 4095).
Wallahualam
bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar